Derita Seorang Tahanan, Istri Tewas Kecelakaan Saat Abun dalam Penjara

Usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Batam, Abun, kembali digiring ke sel tahanan sementara. Wajahnya tetap terlihat santai persis sebelum sidang dengan agenda putusan yang kemudian ditunda itu dimulai. Jalan pria berusia 41 tahun itu tetap saja tegap. Abun kembali dimasukkan ke ruang sel tahanan sementara.
Ruang tahanan yang panas, membuat pria dengan rambut penuh uban itu terpaksa melepas bajunya. Namun tak lama, Abun kembali mengenakan kemeja putihnya ketika POSMETRO mengajaknya bincang-bincang.
27 September 2008 silam, menjadi hari kelam bagi Abun. Pasalnya pada hari itulah ia diamankan polisi dan mendekam di sel tahanan karena tuduhan kepemilikan barang haram, ekstasi. Penangkapan ayah lima anak hanya lantaran diaku kawan oleh Klo Putra dan Budiansyah, yang sudah ditangkap polisi sebelumnya. Klo Putra dan Budiansyah, tertangkap polisi pada saat transaksi ekstasi 11 butir.
Sejak saat itulah pria yang tinggal di Aviari, Batuaji, itu mulai menjalani hidupnya di balik jeruji besi. Kebebasan dan kenikmatan yang dirasakannya saat berada di alam bebas, tak lagi didapatnya ketika berada di hotel prodeo itu. Tapi, Abun tak pernah merengek karena alasan tak lagi mendapatkan kenikmatan seperti ketika dirinya berada di luar. “Tak masalah sudah biasa,” katanya dengan mata menatap sayu.
Bincang-bincang santai itu berubah hening. Abun mendadak terdiam. Kepalanya menunduk. Sorot matanya menatap tajam ke bawah, kosong. Ternyata Abun teringat kembali memori tentang istrinya.
Meski dengan suara terdengar seolah berat terucapkan, toh Abun akhirnya menceritakan naas yang menimpa istrinya 27 April 2009 silam. Setelah mengantar anaknya sekolah, istrinya menjadi korban tabrak lari di kawasan Batuaji, yang akhirnya pada tanggal itu juga, istrinya pergi untuk selamanya. “Saya di penjara sedih. Saya cuma dikasi beberapa jam lihat istri saya (meninggal),” Abun tak sanggup menahan air matanya.
Suasana kembali hening, senyap. Kepala Abun yang tadinya mendongak saat cerita, kembali pelan tertunduk. Kedua tangannya berkali-kali mengusap air yang terus keluar dari kedua matanya. Tanggal 27, akhirnya menjadi tanggal terkelam dalam hidup Abun.
“Saya ditangkap tanggal 27 (September 2008). Istri saya ditabrak orang (tak dikenal) tanggal 27 (April 2009) juga,” ucap Abun. Meski kembali mengusap air mata, Abun tampak berusaha tegar.
Selain peristiwa yang menimpa istrinya yang membuatnya gundah gulana, sedih tiada terkira di penjara, rasa rindu kepada kelima anaknya juga membuat Abun selalu diliputi gelisah di penjara. “Saya mau ketemu anak-anak,” air mata pria itu semakin deras.
Terakhir, Abun berharap dirinya segera bebas (dibebaskan) lantaran merasa tak bersalah.
“Tak, saya tak pernah pakai gitu-gituan (Narkoba). Sama sekali tak pernah,” tegas Abun sembari mengulang ucapannya yang kangen dengan kelima anaknya.(for)

Polres Bintan Waspadai Perusuh Pilpres

BINTAN, METRO: Jajaran Polres Bintan tetap siap siaga dalam menjaga keamanan pemilihan presiden (pilpres) Juli mendatang. Aparat berseragam coklat itu sudah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, dan aparatur pemerintahan guna mewaspadai perusuh Pilpres, 8 Juli mendatang.
Hal itu diungkapkan Kapolres Bintan AKBP Yohanes S Widodo, melalui wakapolres Kompol Himawan Bayu Aji. Menurut Himawan, ketika dilaksanakan pemilu April lalu, di wilayah Bintan tidak terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di daerah lainnya. “Bintan paling aman dalam pemilu kemarin, dibandingkan daerah lainnya di Kepri,” tuturnya.
Meskipun dalam pemilu 2009 lalu Bintan dikategorikan aman, pihak polres Bintan tetap waspada dan tetap mengerahkan anggotanya dalam menjaga keamanan Kabupaten Bintan selama tahapan Pilpres mendatang. “Anggota-anggota kita tetap berjaga dan waspada selama tahapan pilpres dan juga saat pelaksanaan pilpres,” paparnya.
Ia juga mengungkapkan, dalam tahapan pilpres dan pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan terjadi kerusuhan antar para pendukung capres. Selain mengerahkan anggotanya, Polres Bintan juga telah berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat, organisasi, RT, RW dan Kelurahan, dalam mewujudkan Bintan tetap kondusif selama pemilihan presiden. “Kita juga meminta bantuan FKPM di setiap kecamatan,” ujarnya.
Himawan menghimbau kepada seluruh masyarkat Bintan, agar tidak terpancing isu-isu yang sengaja dihembuskan oknum-oknum tertentu untuk mengadudomba masyarakat terkait pilpres. Ia meminta kabar sekecil apapun yang bisa memancing emosi warga, bisa segera dilaporkan ke aparatur wilayah masing-masing, seperti RT, RW, tokoh masyarakat, agama, dan lainnya. “Agar mereka bisa segera menindaklanjuti, atau melapor ke polisi,” tegasnya. Ia menambahkan agar warga juga ikut berperan aktif dalam mewujudkan pilpres yang jujur dan adil.(hnr)


PKB Rombak Struktur Fraksi di Senayan

Jakarta, Metro: Buntut dari adanya dukungan sebanyak 14 anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) terhadap hak angket DPT, DPP PKB mengambil langkah cepat.
DPP PKB secepatnya merubah struktur dan susunan F-KB di Senayan. Kata Sekjen DPP PKB Lukman Edi di sela-sela acara Silatnas Parpol Koalisi SBY-Boediono, Arena PRJ, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/5). “Senin, akan ada restrukturisasi F-KB. Kita sesuaikan dengan perkembangan politik terkini,” ujarnya. Terkait dengan adanya dukungan anggota F-KB tersebut, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) ini mengatakan, pihaknya menghargai sikap kader PKB di DPR.
Menurut Lukman, sikap anggota PKB bertentangan dengan sikap DPP sebagai partai pendukung pemerintah. (jpnn)


Kasus Taba Polisikan PPK dan Panwas

Nur Syafriadi Nongol di ”Kandang Macan”

BATAM, METRO: Siang kemarin, Nur Syafriadi terlihat menyamperi markas Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Poltabes Barelang. Hanya saja, Caleg Partai Golkar ini berusaha menghindari wartawan dan langsung masuk ke ruang Kepala Sat Reskrim Komisaris Christian Tory.
Kedatangan Caleg yang “tenar” dalam kasus perubahan data suara caleg Golkar ini akhirnya jadi pertanyaan. Apakah Nur diperiksa terkait laporan Taba Iskandar? “Beliau tadi hanya sebatas konsultasi saja,” jawab Christian Tory menjawab wartawan.
Nahkoda satuan macan yang akrab disapa Christo ini menambahkan, kedatangan Nur tak ada kaitannya dengan laporan Taba Iskandar. “Terkait laporan Taba, yang dilaporkannya itu PPK Nongsa, Panwaslu dan saksi dari Golkar,” jelas Christo. Saat ini, polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah saksi terkait laporan Taba perihal pemalsuan dokumen itu. Hanya saja, polisi belum mau membeberkan hasil pemeriksaan laporan tersebut. “Laporan sifatnya pidana,” tambah Kasat. Dalam laporan itu, polisi mengacu pada pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Dokumen.
Seperti yang panas diberitakan sejumlah media, laporan itu disinyalir dipicu oleh rekapitulasi perolehan suara caleg yang ditulis saksi Nur Syafriadi berbeda dengan berita acara rekapitulasi suara yang dibacakan PPK Nongsa.
Selanjutnya, pria yang juga menjabat Ketua DPRD Kepri ini kemudian mendatangi PPK Nongsa dan meminta agar berita acara dan formulir C2 diubah serta disesuaikan dengan rekapitulasi suara yang dibuat saksinya. Namun, peristiwa itu akhirnya berbuntut panjang. Hingga akhirnya merembet ke kasus pidana. Taba yang merasa dirugikan perihal itu, akhirnya melapor ke polisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Taba Iskandar anggota DPRD Provinsi Kepri, akhirnya resmi melaporkan ke polisi, terkait perkara dugaan pemalsuan dokumen berita acara rekapitulasi perolehan suara calon legislatif model D-2 DPRD Provinsi Kepri untuk Partai Golkar dengan nomor urut 23 dari daerah pemilihan Kelurahan Kabil. Pria 45 tahun beralamat di Tiban, Sekupang itu, memberikan keterangannya di markas Poltabes Barelang, Kamis (28/5) siang. Kepada penyidik, Taba melaporkan permasalahan yang terjadi di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Nongsa, Kamis (23/4) lalu. Mereka yang dituding sebagai pelakunya, yakni Ketua PPK Nongsa Donny Eka Putra, Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Nongsa Mawardi SE, serta saksi Partai Golkar Amir. (chi)

Skandal Pevita Pearce, Foto Norak & Pegang Sex Toys

Dunia maya kembali dihebohkan dengan pose-pose syur nan hot mirip seorang artis belia nan cantik, Pevita Pearce. Dalam tiga foto yang beredar, artis pendatang baru yang pernah bermain film Denias, Senandung di Atas Awan, dan Rasa itu hanya mengenakan pakaian dalam sambil memegang sex toys alias dildo.
Pada foto pertama, kemeja bermotif macan yang dikenakan si cewek dibiarkan terbuka sehingga tampak jelas bra dan celana dalam berwarna krem yang dikenakannya. Foto ini diambil di sebuah kamar.
Di tangan kirinya, cewek mirip Pevita itu memegang sebuah dildo berwarna biru yang digesek-gesekkan ke bagian intimnya. Sedangkan di foto selanjutnya, ia ditemani teman wanitanya yang juga hanya mengenakan pakaian dalam.
Saat dihubungi koran ini, ponsel milik Pevita tidak ada yang menjawab.
Menurut penjelasan ibunda Pevita, Ernie Auliasari, yang ada di foto tersebut bukan anaknya. “Lihat aja, nggak mirip kan,” bantah Ernie.
Ia mengaku sudah tahu siapa yang menyebarkan foto-foto itu. “Saya sudah menyelidiki siapa yang berbuat ini. Pelakunya tiga orang perempuan,” kata Ernie.
Ia juga ingin tahu motivasi orang tersebut menyebarkan foto dan menuliskan keterangan foto bahwa itu Pevita Pearce.
“Yang pasti orang itu bukan teman Pevita. Tapi dia kenal dengan Pevita dari teman dan temannya lagi. Dan mereka tidak satu sekolah,” tambah Ernie.
Ernie tidak mau menyebutkan identitas orang yang memasang foto tersebut.(int/amu)

AKADEMISI WAJIB MENULIS BUKU I Apapun kemungkinannya tidak ada jeleknya kalau saya ingatkan kembali

Cara termudah bagi seorang akademisi untuk membangun kredibilitas akademiknya adalah dengan menulis buku. Terutama bagi mereka yang sudah menjadi dosen. Apakah saya sedang bercanda? Kalau menulis artikel singkat di koran atau menulis paper ilmiah untuk jurnal saja "tidak sempat", bagaimana mungkin "ada waktu" untuk menulis buku?

Menulis buku bagi seorang dosen sebenarnya sangat mudah. Rata-rata dosen UI, UGM, ITB, dll menulis buku. Isinya pun sederhana tapi cukup representatif. Waktu kuliah S1 jurusan hukum di Indonesia, saya terkesan dengan buku "Dasar-dasar Ilmu Politik" karya Prof Miriam Budiarjo, guru besar UI yang mantan diplomat di AS. Isinya ringan tapi berbobot dan yang lebih penting lagi semua kandungan buku tsb adalah kumpulan materi kuliahnya selama setahun di FISIP UI!

Apa yang dilakukannya merupakan ide sederhana tapi cemerlang: menulis buku dari kumpulan materi kuliah yang diajarkan pada mahasiswa. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa semua dosen dapat menulis buku. Paling sedikit, setahun sekali. Asal setiap materi kuliah dipersiapkan secara serius. Tidak sulit, bukan?

Kandungan buku yang berasal dari kumpulan materi kuliah dosen sebenarnya bukan hal baru. Semua dosen di seluruh dunia melakukan hal serupa, termasuk dosen-dosen kita di India, di Mesir, Eropa, Amerika, dll. Saya ungkapkan lagi di sini, karena saya melihat dosen-dosen alumni India belum ada yang melakukannya; mungkin belum tahu atau mungkin lupa. Apapun kemungkinannya tidak ada jeleknya kalau saya ingatkan kembali.

Buku juga dapat berupa kumpulan makalah ilmiah yang pernah kita bawakan di sejumlah seminar, pernah dimuat di jurnal atau kompilasi tulisan artikel pendek yang pernah dimuat di media. Buku sejumlah tokoh akademisi banyak juga yang berasal dari kumpulan tulisan mereka di media. Buku-buku Prof Dr Nurcholis Madjid seperti "Keislaman dan Keindonesiaan", "Islam dan Peradaban", dll. adalah salah satu contoh.

Kenapa kalangan akademisi umumnya begitu getol menulis atau menyusun buku? Jawaban pertama yang keluar adalah "untuk membangun kredibilitas atau reputasi akademis". Ini tidak berarti bahwa kalangan akademisi yang tidak mempunyai karya ilmiah sama sekali sebagai bodoh. Tidak. Ia bisa saja pintar, bahkan mungkin saja lebih pintar dari yang menulis. Tapi, tanpa memiliki karya bagaimana orang lain tahu bahwa anda memiliki kapabilitas/kemampuan akademis yang mumpuni? Bagaimana orang tidak akan meragukan ijazah dan titel Anda yang berderet-deret? Dan pada tataran praksis, bagaimana Anda dapat mencapai kredit poin untuk menjadi profesor apabila tidak memiliki karya tulis?

Akademisi Pakar dan Non-Pakar

Secara faktual, walaupun tidak pernah disebut secara eksplisit, kalangan akademisi terbagi menjadi dua kelompok: pakar dan non-pakar. Apabila Anda rajin menonton channel TV berita internasional seperti CNN, BBC, CNBC atau rajin membaca jurnal dan majalah internasional seperti TIME (www.time.com), NEWSWEEK (www.newsweek.com), Al Jazeera (www.aljazeera.net), The Guardian (www.guardian.co.uk), The Times (www.times.co.uk), International Herald Tribune (www.iht.com), dll, maka anda akan melihat siapa saja tokoh-tokoh yang mengisi di situ. Dari kalangan akademisi, biasanya yang muncul tulisannya atau wawancaranya adalah mereka yang sudah menulis buku. Di CNN atau BBC umpamanya, di bawah gambar tokoh yang diwawancarai biasanya selalu ada keterangan tentang buku yang ditulisnya yang berkaitan dengan topik wawancara.

Begitu juga dengan kalangan akademisi yang mengisi kolom-kolom majalah internasional. Bangga sekali saya rasanya ketika melihat tampang dan tulisan Gunawan Mohamad, mantan pemred majalah TEMPO, tampil di majalah bergengsi Amerika, TIME. Di akhir tulisannya ada keterangan singkat bahwa dia adalah penulis buku SIDELINES (kumpulan tulisannya di Tempo dalam kolom Catatan Pinggir).

Apa artinya semua ini? Jelas, seorang akademisi baru dianggap pakar yang kredibel dan patut didengar kata-katanya kalau dia sudah membuahkan karya tulis, terutama yang berbentuk buku. Baik itu berupa kumpulan tulisan pendek atau karya utuh. Tanpa itu, janganlah merasa bangga hanya karena telah berhasil menjadi dosen. Karena kredibilitas kedosenan/akademisi Anda masih dipertanyakan banyak orang.

Nah, apakah seorang akademisi yang tak memiliki karya tulis pantas dianggap pakar? Apakah gelar M.A. dan Ph.D belum cukup untuk menjadi akademisi pakar yang kredibel? Tentu saja bisa. Akan tetapi masalahnya adalah, pertama, siapakah yang tahu akan kepakaran anda bila tidak menulis? Kedua, bagaimana kita dapat mengklaim diri sebagai pakar apabila keilmuan kita belum teruji dan dikritisi selain oleh mahasiswa sendiri yang umumnya akan berpikir dua kali untuk mengkritisi dosennya. Aturan tak tertulis dalam dunia kompetisi adalah semakin teruji kualitas seseorang di "medan tempur", maka akan semakin tinggi kualitas orang tsb.

Dalam lingkup nasional dan internasional, akademisi yang belum memiliki karya tulis (published articles, atau buku), belum dianggap pakar, walaupun dia sudah bergelar M.A. atau Ph.D. Sebaliknya, walaupun baru lulus S1 tapi kalau sudah menulis buku bisa dianggap akademisi pakar. Gunawan Mohamad adalah salah satu contoh.. (Mario Gagho)



BIODATA PENULIS DAN BONUS TULISAN I Kalau kebetulan tema tulisan sesuai dengan jurusan dan/jabatan kita

Setelah tulisan selesai, jangan lupa menuliskan biodata anda.Biodata penulis biasanya harus berkaitan dengan tema tulisan dan isinya singkat. Kalau kebetulan tema tulisan sesuai dengan jurusan dan/jabatan kita, maka jurusan/jabatan bisa digunakan sebagai biodata. Contoh, Sdr. Purwono, Medan, menulis artikel seputar sastra, maka biodatanya bisa dua macam (a) Dosen Fakultas Sastra UISU, Medan; atau (b) Pembantu Dekan I, UISU, Medan (jabatan ini dapat juga dipakai sebagai biodata tulisan yang berkaitan dengan dunia pendidikan secara umum).

Akan tetapi kalau tulisan kita berkaitan dengan masalah yang tidak ada hubungannya dengan jurusan kita, maka dapat menggunakan biodata yang berkaitan dengan tulisan tsb. Contoh, Tasar Karimuddin yang jurusan ilmu politik menulis seputar agama, maka biodata bisa ditulis sebagai berikut: Penulis adalah Khatib KBRI New Delhi, atau Staf Litbang PPI-India, dst. Intinya, biodata bukan soal yang sulit. Ia dapat fleksibel, sesuai kebutuhan dan tema tulisan yang kita buat.

Bonus

Apakah tulisan yang dimuat ada honornya? Tentu ada. Namun, honor tulisan lebih pantas disebut bonus mengingat jumlahnya tidak begitu besar, bahkan sangat kecil untuk koran daerah, kalau diingat bahwa diperlukan painstaking effort untuk riset bahan, dan lain-lain. Apresiasi intelektual memang masih sangat kurang di negara kita dibanding di negara maju. Termasuk dalam hal ini honor/gaji dosen (PNS atau swasta), misalnya, yang kalah jauh dengan penghasilan tukang bengkel atau pemilik toko.

Namun demikian, dibanding di India, honor tulisan di kita terbilang lumayan. Di the Jakarta Post (artikel bahasa Inggris), misalnya, tulisan yang dimuat bernilai Rp.750.000. Sedang di Kompas dan Jawa Pos, masing-masing Rp.450.000 dan Rp. 500.000. Ketiga koran ini adalah yang terbesar honornya. Sedangkan koran nasional lain seperti Media Indonesia, Suara Pembaruan, Suara Karya, dan lain-lain dan koran daerah di Jawa rata-rata Rp.300.000. Sementara untuk koran daerah luar jawa berkisar antara Rp.50.000 sampai 200.000.

Menulis memang hendaknya tidak diniatkan untuk mengharapkan honor (baca, untuk cari duit). Karena kalau ini yang jadi tujuan, banyak aktivitas non-intelektual lain yang dapat menghasilkan jumlah lebih besar, walaupun kalau tulisan kita dimuat secara teratur dua kali saja dalam sebulan bisa melebihi gaji dosen. Menulis, seperti yang pernah saya singgung sebelumnya, bertujuan utama untuk (a) membangun kredibilitas intelektual dan gelar yang kita sandang; (b) menyebarkan ide yang kita miliki ke kalangan yang lebih luas; (c) ikut mewarnai dunia wacana nasional yang akan punya pengaruh langsung pada pembangungan masa depan Indonesia dan (d) membentuk citra baik almamater, institusi dan jabatan yang kita sandang.

Sekali lagi saya ingin mengulangi dan menekankan bahwa belajar menulis, terutama bagi pemula, adalah DENGAN MENULIS APA YANG MAU KITA TULIS. TIDAK PERLU BELAJAR TEORI. Dan kirimkan tulisan tsb. ke media. Idealnya, sebelum dikirim tulisan kita diperiksakan dulu pada rekan atau dosen anda yang biasa menulis. Kalau tidak ada, langsung saja dikirim. Jangan lupa, usahakan setiap hari membaca rubrik: headlines, editorial dan artikel opini koran yang anda baca. Soal nonteknis yang tak kalah pentingnya untuk produktifitas menulis adalah BE RESILIENT AND HUMBLE (tidak mudah putus asa untuk terus mencoba kalau tulisan tidak dimuat dan tetap rendah hati ketika tulisan dimuat). (Mario Gagho)

BASIS DAN TOPIK TULISAN. Isi Editorial/Tajuk sebuah media., Headline/Berita utama sebuah media., Tulisan opini., Hari besar Nasional dan Inte

Seperti yang sudah disinggung di pada tip sebelumnya, tulisan opini adalah berupa tanggapan dari fenomena yang lagi tren saat ini. Dalam konteks tulisan opini di koran, maka tulisan yang perlu kita tanggapi adalah sebagai berikut:



Siapapun yang ingin jadi penulis/pengamat hendaknya tidak pernah melewatkan tiga poin pertama di atas setiap kali membaca sebuah koran. Dan selalu mengingat poin ke empat.

(1) Tanggapan Editorial/Tajuk sebuah media adalah suara atau sikap resmi dari media yang bersangkutan tentang sebuah kasus/kejadian tertentu; sesuai dengan misi media tsb. Menanggapi editorial/tajuk di harian Kompas tentu saja berbeda dengan cara kita menanggapi editorial di harian Republika, misalnya. Umumnya menanggapi tulisan editorial/tajuk harus cepat. Idealnya, tanggapan untuk tajuk/editorial hari ini dapat dikirim hari ini juga sehingga dapat dimuat esok harinya di media terkait. Namun, kalau tanggapan kita baru selesai dalam dua hari, teruskan dikirim ke media terkait, karena peluang untuk dimuat masih tinggi terutama untuk media yang tak sebesar Kompas.

(2) Tanggapan Headline Media/Berita Utama juga bisa dijadikan pijakan untuk menulis. Jangan lupa untuk mencatat nama media/tanggal/bulan headlines yang kita kutip.

(3) Tanggapan Artikel Opini. Artikel opini dikenal juga dengan istilah artikel OP-ED (singkatan dari opini-editorial). Umumnya artikel OP-ED yang menanggapi artikel OP-ED lain berisi tambahan yang lebih lengkap dari yang dibahas sebelumnya atau menentang artikel yang ditanggapi.

(4) Hari besar nasional/internasional adalah tulisan yang isinya berkaitan dengan hari besar pada saat itu. Contoh, pada sekitar 21 Januari mendatang adalah Hari Raya Idul Adha. Siapkan sejak sekarang tulisan yang berkaitan dengan hari idul adha. Dan kirimkan segera ke media sebelum hari H.

Catatan:

Umumnya kita mengirim tulisan yang berdasarkan tanggapan atas Editorial atau Headlines pada media yang kita tanggapi. Contoh, tanggapan Editorial/Headlines di Kompas hendaknya dikirim ke Kompas, tidak ke media lain. Namun kalau tidak dimuat di media terkait, tak ada salahnya dikirim ke media lain. Sedangkan untuk artikel OP-ED yang berkaitan dengan hari besar nasional/internasional dapat dikirim ke media mana saja.

Kalau Artikel Tidak Dimuat

Untuk Kompas dan Suara Pembaruan tulisan yang tidak dimuat biasanya mendapat pemberitahuan dari redaksi. Sedangkan di koran-koran lain tanpa pemberitahuan. Umumnya, kalau dalam waktu seminggu tulisan tidak muncul, berarti tulisan kita tidak dimuat dan bisa dikirim ke media/koran lain.

Jangan lupa, tulisan yang sama dapat dikirim ke dua media yang berbeda asal tidak sama segmennya. Contoh, satu tulisan bisa saja dikirim ke media nasional dan media daerah (tentu saja tidak sekaligus di-CC-kan dalam satu email). Tapi jangan sekali-kali mengirim satu tulisan ke dua media yang sama segmennya. Seperti pada dua media nasional atau dua media daerah yang sama. Contoh, Kompas dan Republika (dua media nasional) atau Waspada dan Harian SIB (media daerah Medan). (Mario Gagho)

Waktu itu saya dan Julkifli Marbun, yang sekarang jadi wartawan GATRA, menjadi guide rombongan GD

Salah satu kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan sebagai mahasiswa India terjadi pada saat kedatangan presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (GD) ke India pada 2001. Waktu itu, dia diikuti oleh sejumlah besar rombongan pebisnis dan --ini yang tak saya ketahui sebelumnya-- sejumlah pemimpin redaksi media cetak Indonesia.

Kami baru tahu kalau para pemred ikut sewaktu GD mengadakan audisi dengan masyarakat Indonesia di KBRI New Delhi. Waktu itu seluruh pemred diminta oleh GD untuk memperkenalkan diri. Di situ baru saya terperanjat. Mengapa saya dan teman-teman PPI tidak tahu keberadaan mereka? Dan mengapa pihak KBRI tidak memberitahu? Tentu saja kesalahan terbesar ada pada PPI yang tidak menanyakan hal itu, walaupun seandainya pihak KBRI menginformasikan keikutsertaan para pemred itu tanpa ditanya akan lebih diapresiasi.

Setelah acara pertemuan dengan GD selesai dan rombongan pulang ke Tanah Air, kami baru merasakan hilangnya peluang emas sangat besar yang dapat mempengaruhi sepak terjang sejarah peran mahasiswa India di bidang penulisan/pemikiran di masa depan. Ini pelajaran berharga yang semoga tidak terulang di masa depan. Dan dari sini juga dapat dilihat betapa perlunya koordinasi antara PPI dan KBRI, khususnya dalam menginformasikan kedatangan tamu dari Tanah Air.

***

Membina hubungan personal dengan kalangan media Tanah Air, dengan para wartawan khususnya pemred-nya, sangatlah perlu. Dan itu menjadi salah satu trik yang tak kalah pentingnya agar tulisan kita dapat dimuat. Seperti yang saya singgung dalam tulisan sebelumnya, persaingan atau lebih tepatnya kompetisi dalam menulis sangatlah ketat. Rata-rata antara 20 sampai 50 tulisan masuk ke meja redaksi media setiap harinya. Sedang yang dapat dimuat cuma antara dua sampai empat tulisan.

Apabila terdapat 20 tulisan saja yang masuk untuk dimuat besok harinya dan semuanya memenuhi syarat untuk dimuat dari segi relevansi tulisan dan kebaruan idenya, maka biasanya redaksi akan memprioritaskan tulisan yang, pertama, penulisnya sudah terkenal. Kedua, penulisnya sudah kenal pribadi (walaupun belum terkenal). Ketiga, penulisnya belum dikenal tapi tulisannya cukup bagus. Jadi, kita-kita sebagai penulis yang belum terkenal dan belum kenal pribadi dengan tim redaksi hanya mendapat prioritas ketiga. Kesempatan dimuat adalah apabila kelompok pertama atau kedua sedang tidak mengirim tulisan atau tulisannya kurang bagus. Di sinilah relevansinya mengapa membina hubungan personal dengan tim redaksi sebuah media itu perlu dan sangat penting. Dan itulah sebabnya, mengapa saya merasa melakukan kesalahan sangat besar karena melewatkan kesempatan emas kala para pemred tersebut datang ke New Delhi waktu itu.

Namun demikian, kita hendaknya tidak kecil hati. Stay cool and relax. Tetaplah menulis dan mengirim ke media. Penulis baru yang "bandel" akan mendapat perhatian tersendiri dari redaksi. Dan itu sudah terbukti dari pengalaman rekan-rekan yang tidak kenal sama sekali dengan redaksi tapi tulisan-tulisannya sudah dimuat di media seperti Qisai, Zamhasari Rizqon dan Tasar, dan lain-lain. Ini terjadi karena penulis terkenal di kita kurang produktif dan di situ peluang penulis-penulis baru seperti kita untuk bisa masuk. Sekali tulisan kita dimuat, tulisan-tulisan berikutnya akan mudah diterima walaupun tidak otomatis dimuat.

Membina Relasi via Milis dan Chat Room

Internet telah merubah tatanan konvensional di berbagai lini kehidupan. Kalau dulu, untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu di KBRI perlu datang ke rumahnya atau kantor, sekarang via milis inipun kita dapat "ngobrol" dengan mereka; begitu pun mereka dengan kita. Dulu, kita tidak pernah kenal dengan mahasiswa Pune, Bangalore, Hyderabad, dan lain-lain dan masyarakat KJRI Mumbai. Sekarang, kita dengan mudah saling kenal via milis walaupun secara fisik belum bertemu.

Dengan demikian, milis dapat dijadikan sebagai ajang mendekatkan diri dengan kalangan wartawan. Dari milis nasional ppi, saya banyak mengenal mereka yang aktif berdiskusi seperti Satrio Arismunandar dari TRANS TV, Heri Hendrayana alias Gola Gong dari RCTI, Sirikit Syah dari Media Centre, Ramadan Pohan dari Jawa Pos, Elok dan Edna dari Kompas, dan lain-lain. Untuk lebih banyak lagi mengenal kalangan jurnalis ini silahkan bergabung dengan milis mereka seperti

jurnalisme@yahoogroups.com,

wartawanindonesia@yahoogroups.com,

pantau-komunitas@yahoogroups.com, dan lain-lain.

Apabila kita sudah sering berdebat dengan mereka di milis, biasanya hubungan itu bisa terus dilanjutkan via email pribadi dan bahkan dapat diteruskan via chatting atau YM (yahoo messenger). Kalau sudah demikian personal, tidak terlalu sulit tulisan kita dapat menembus media mereka. Irwansyah Yahya, umpamanya, yang sudah kenal dekat via online dengan Rizal (wartawan harian Serambi), atau Rizqon dengan harian Duta Masyarakat, adalah beberapa contoh kecil yang berhasil menjalin hubungan personal dengan media. Selain itu, kelebihan kenal personal seperti ini adalah apabila mereka memerlukan tulisan tentang India, maka mereka akan langsung menghubungi kita untuk membuatnya. Seperti Rizqon Khamami yang sudah sering diminta menulis untuk jurnal Taswirul Afkar, harian Duta Masyarakat, pesantrenvirtual.com, dan lain-lain. (Mario Gagho)



Cara lain adalah dengan BANYAK MEMBACA TULISAN/ARTIKEL ORANG yang sudah dimuat. Resapi tutur bahasanya. Teliti cara pengungkapan idenya

Di bagian sebelumnya disebutkan bahwa cara terbaik memulai menulis adalah LEARN THE HARD WAY. Langsung menulis menurut insting, tanpa belajar teori; bak cowok atau cewek yang rajin menulis diary kala sedang jatuh cinta. Dan langsung dikirim ke media.

Umumnya tulisan apapun tak luput dari tiga unsur: pengantar, isi dan penutup/kesimpulan. Ketiga unsur ini tak pernah disebut tapi bisa dirasakan. Semakin banyak kita membaca tulisan orang, akan semakin mudah kita menyerap dan membedakan mana yang pengantar, isi dan kesimpulannya; dan semakin mudah kita 'meneladani' gaya dan cara ekspresinya.

Biasanya kita akan cenderung meniru gaya penulis tenar yang bentuk dan ide tulisannya paling sesuai dengan ide-ide kita. Rizqon, misalnya, yang cenderung terbawa gaya menulis Ulil Abshar-Abdalla, tokoh muda NU idolanya yang walaupun cuma lulus M.A. sudah sering memberikan general lectures di berbagai universitas beken Amerika seperti di Harvard Univ., Michigan Univ., dan lain-lain. Saat ini, Rizqon tampak sudah pindah meneladani gaya tulisan Saifuddin Zuhri, menteri agama RI era Sukarno yang produktif menulis. Anda bisa melihat gaya baru tulisan Rizqon Khamami ini dalam kumpulan tulisannya di situsnya:

http://rizqonkham.blogspot.com

Sedangkan Zamakhsyari Jamil cenderung meniru gaya menulis tokoh pujaannya dari Riau, Tabrani Yunis, bekas tokoh Riau Merdeka, yang kolomnis tetap di koran Riau Pos. Tulisan-tulisan Tabrani Yunis yang slengekan dan tajam tampak mewarnai tulisan ustadz muda KBRI ini. Kumpulan tulisannya yang sudah dipublished maupun belum bisa Anda temui di situsnya: http://e-tafakkur.blogspot.com

Saya sendiri, yang kata ayah saya "berotak lemah dan bodoh", cenderung meniru gaya tulisan yang mudah dipaham orang, kendatipun saya tidak terfokus meniru satu gaya tertentu. Tulisan-tulisan Hamka, Amin Rais, Jalaluddin Rahmat sangat mudah dicerna otak saya yang lamban, dan mungkin sedikit banyak mempengaruhi gaya saya menulis. (Mario Gagho)

Topik tulisan adalah berupa tanggapan tentang fenomena sosial yang terjadi saat ini. Contoh, apa tanggapan Anda tentang bencana gempa dan tsunami di A

Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Saya sendiri merasa alternatif kedua lebih enak. Ini karena kemampuan daya serap saya terhadap teori sangat terbatas. Saya pernah mencoba belajar teori menulis. Hasilnya? Pusing. Bukan hanya itu, bahkan dalam belajar bahasa Inggris pun, saya cenderung langsung membaca buku, koran atau majalah. Pernah saya coba belajar bahasa Inggris dengan membaca grammar, hasilnya sama: pusing kepala.

Sulitkah Menulis?

Sulitkah menulis? Iya dan tidak. Sulit karena kita menganggapnya sulit. Mudah kalau kita anggap "santai". Eep Saifulloh Fatah, penulis dan kolomnis beken Indonesia, mengatakan bahwa menulis akan terasa mudah kalau kita tidak terlalu terikat pada aturan orang lain. Artinya, apa yang ingin kita tulis, tulis saja. Sama dengan gaya kita menulis buku diary. Setidaknya, itulah langkah awal kita menulis: menulis menurut gaya dan cara kita sendiri. Setelah beberapa kali kita berhasil mengirim tulisan ke media -- dimuat atau tidak itu tidak penting-- barulah kita dapat melirik buku-buku teori menulis, untuk mengasah kemampuan menulis kita. Jadi, tulis-tulis dahulu; baca teori menulis kemudian.

Topik Tulisan
Sekali lagi, usahakan menulis sampai 700 kata dan maksimum 1000 kata. Dan setelah itu, kirimkan langsung ke media yang dituju. Jangan pernah merasa tidak pede. Anda dan redaktur media tersebut kan tidak kenal. Jadi' kenapa mesti malu mengirim tulisan? Kirim saja dulu, dimuat atau tidak, urusan belakangan. Keep in mind: Berani mengirim tulisan ke media adalah prestasi dan mendapat satu pahala. Tulisan dimuat di media berarti dua prestasi dan dua pahala.

Rendah Hati dan Sifat Kompetitif

Apa hubungannya menulis dengan kerendahan hati? Menulis membuat kita menjadi rendah hati, tidak sombong. Karena ketika kita menulis dan tidak dimuat, di situ kita sadar bahwa masih banyak orang lain yang lebih pintar dari kita. Ini terutama bagi rekan-rekan yang sudah menjadi dosen yang di mata mahasiswa-nya mungkin sudah paling 'wah' sehingga mendorong perasaan kita jadi 'wah' juga alias ke-GR-an.

Nah, menulis dan mengririm tulisan ke media membuat kita terpaksa berhadapan dengan para penulis lain dari dunia dan komunitas lain yang ternyata lebih pintar dari kita yang umurnya juga lebih muda dari kita. Di situ kita sadar, bahwa kemampuan kita masih sangat dangkal. Kita ternyata tidak ada apa-apanya. Ketika kita merasa tidak ada apa-apanya, di saat itulah sebenarnya langkah awal kita menuju kemajuan.

Kita juga akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya. Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti KOMPAS, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat. Bayangkan kalau Anda termasuk dari yang empat itu. Itulah prestasi. Dan dari situlah kita juga belajar menghargai prestasi dan keilmuan serta kekuatan mental juara seseorang.

It's your choice: you are either being a loser or a winner. Being a loser is easy. Just sit down in the chair, behind your desk. And feel comfort with your hallucination of being "a great guy" which is actually not, as a matter of fact. (Mario Gagho)

Bagi siapa saja yang berminat mengirim tulisan ke media cetak (koran/majalah), maka berikut sedikit tips dari saya

Panjang tulisan antara 700 sampai 1000 kata *. cara melihat jumlah kata: MS WORD --> tools--> wordcount ---> words
Kirim ke media via email dalam bentuk MS WORDS via attachment.

Berikut ini adalah beberapa alamat email media cetak yang mungkin Anda butuhkan:

NASIONAL

~ Republika sekretariat@republika.co.id
~ Kompas opini@kompas.com
~ opini@kompas.co.id
~ kompas@kompas.com
~ Media Indonesia redaksi@mediaindonesia.co.id
~ Suara Pembaruan koransp@suarapembaruan.com
~ opinisp@suarapembaruan.com
~ Sinar Harapan redaksi@sinarharapan.co.id
~ info@sinarharapan.co.id
~ Harian Pelita hupelita@indo.net.id
~ Jawa Pos editor@jawapos.com
~ editor@jawapos.co.id
~ Suara Karya redaksi@suarakarya-online.com
~ Koran Tempo ndewanto@mail.tempo.co.id
~ Majalah Tempo hidayat@mail.tempo.co.id

MEDIA DAERAH SUMATERA

~ Posmetro Batam (Batam) posmetrobatam@yahoo.com
~ Waspada (Medan) redaksi@waspada.co.id
~ waspada@waspada.co.id
~ Suara Indonesia Baru (Medan) redaksi@hariansib.com
~ Batam Pos redaksi@harianbatampos.com
~ Serambi Indonesia (Aceh) redaksi@serambinews.com
~ serambi_indonesia@yahoo.com
~ Sriwijaya Post (Palembang) sripo@persda.co.id
~ sripo@mdp.net.id

MEDIA DAERAH JAWA

~ Pikiran Rakyat (Jawa Barat) redaksi@pikiran-rakyat.com
~ info@pikiran-rakyat.com
~ Suara Merdeka (Jawa Tengah) redaksi@suaramer.famili.com
~ Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) redaksi@kr.co.id
~ Koran Bernas (Yogyakarta) koranbernas@yahoo.com
~ Harian Surya (Jawa Timur) surya1@padinet.com
~ Harian Duta Masyarakat (JaTim) dumas@sby.centrin.net.id

MEDIA DAERAH BALI

~ Bali Post balipost@indo.net.id

MEDIA DAERAH KALIMANTAN

~ Banjarmasin Post banjarmasin_post@persda.co.id
~ bpostmania@telkom.net
~ Pontianak Pos redaksi@pontianakpos.co.id

MEDIA DAERAH SULAWESI

~ Harian Fajar (Makassar) fajar@fajar.co.id

Jadi, setelah Anda selesai menulis di MS WORD sebanyak 700 - 1000 kata, maka kirimkan ke media yang dituju melalui email mereka. Sekali lagi, artikel dikirim via attachment. Dan jangan lupa tulis di subject email sbb: "Artikel Opini: " [judul tulisan anda di sini...]

Langkah pertama, cobalah menulis ke koran, bukan majalah. Karena kolom di majalah biasanya pesanan dari redaksi; dan diisi penulis yang sudah terkenal.


Catatan:

1. Email redaksi sejumlah harian/koran Indonesia di atas adalah email media cetak. Sedangkan email media online seperti detik.com, dll tidak termasuk di sini.

2. Perlu diketahui bahwa tulisan kita yang dimuat di media cetak, akan otomatis dimuat di website mereka masing-masing. Artinya, kalau tulisan kita tampil di website koran bersangkutan berarti dimuat di media cetaknya. Memang koran seperti Waspada (Medan) dan Riau Pos (Riau) pernah memiliki dua edisi online dan offline (cetak), tapi sekarang sudah tidak lagi.

3. Jangan pernah mengirim satu tulisan pada dua koran nasional atau dua koran yang satu daerah dalam waktu bersamaan. Karena kalau sama-sama dimuat di kedua koran tsb. kita akan mendapat sangsi berupa tulisan kita tidak akan lagi dimuat di keduanya. Akan tetapi, kalau dikirim pada dua koran yang lain segmennya, seperti ke koran nasional dan koran daerah itu tidak apa-apa walaupun seandainya sama-sama dimuat. (Mario Gagho)



PENGANTAR TIPS MENULIS DI MEDIA MASSA


Benarkah menulis itu sulit? Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Dan pertanyaan ini juga terus menerus ditanyakan orang dari generasi ke generasi.

Secara umum, sulit atau mudahnya sesuatu tergantung banyak hal, antara lain, niat, kemauan, serta anggapan dan keyakinan yang ada dalam pikiran kita. Jika niat dan kemauannya kuat, maka usaha untuk mencapainya juga akan lebih giat, sehingga proses pencapaiannya akan terasa lebih mudah.

Sebaliknya, jika kita menganggap sesuatu itu sulit, maka kesulitan pulalah yang akan kita hadapi. Lain halnya jika kita menganggap sesuatu itu mudah (ingat: menganggap mudah tidak sama dengan menganggap enteng), maka biasanya segala sesuatunya akan terasa lebih mudah.

Lalu bagaimana pula jika kita ingin tulisan kita dimuat di media massa? Prinsipnya sama, sepanjang kita memiliki tekad yang kuat, berpikir positif, dan mau berusaha, maka keinginan kita itu bukan merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.


Sebagai panduan awal, eBook ini mengupas tips seputar menulis untuk media massa berikut pernak-perniknya yang ditulis oleh Mario Gagho di Refleksi dan Blog Tutorial. Versi eBook ini dibuat sekedar untuk memudahkan mereka yang ingin membacanya secara offline, dan konversi ke dalam bentuk eBook dilakukan dengan seizin penulisnya.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

Tata Danamihardja

http://bukamulut.blogspot.com

Kuiz ini menggambarkan kualitas hubungan interpersonal kamu dengan pasangan. Faktor ini sangat penting untuk mengukur apakah hubungan bisa mulus dan l


Apakah kamu sering berpikir soal mengakhiri hubungan dengan pasangan?
Betapa menyakitkan jika kamu berdua sampai berpisah.
Gagasan itu muncul ketika sedang muak dengan pasangan kamu.
Gagasan itu muncul hampir setiap hari.

Seberapa sering kamu dan pasangan berbagi cerita rahasia?
Kamu selalu saling menceritakan semua ketakutan, fantasi, dan perasaan terdalam.
Ada hal-hal dalam hidup yang kamu tetap jaga sebagai rahasia pribadi.
Hubungan kamu ditentukan oleh kebohongan yang kamu lakukan setiap saat.

Saat kamu berulangtahun, pasangan kamu akan:
Dengan instingnya mengetahui secara tepat apa yang kamu inginkan.
Bisa jadi membelikan sesuatu, tapi nantinya harus kamu tukar ke tokonya.
Menghabiskan banyak uang untuk membeli hadiah yang tidak berguna.

Apakah kamu senang berduaan saja?
Pasangan kamu adalah orang yang paling menggairahkan hidup kamu.
Kamu merasa bahwa pisah satu sama lain membuat kamu tetap terpikat.
Kamu mencoba menghilangkan kebosanan dengan menghadirkan banyak teman.

Jenis perbedaan pendapat mana yang kamu punya?
Ketidaksepakatan boleh saja tapi segera dicari jalan keluarnya.
Ada beberapa topik yang menurut kamu lebih baik tidak dibicarakan.
Kamu selalu cekcok, baik untuk masalah kecil maupun besar.

Apakah pasangan kamu merupakan pilihan yang terbaik?
Kamu tidak pernah bertemu orang lain yang membuat diri kamu sangat berarti.
Kamu yakin bahwa hidup itu kompromi, dan kamu bisa melakukan dengan baik.
Kamu memilih yang terbaik dari yang buruk, dan berharap yang lebih baik akan muncul.

Kamu tiba di rumah kepanasan dan kecapekan. Pasangan kamu akan:
Membolehkan kamu marah-marah, lalu melakukan yang terbaik sehingga muncul kembali tawa dan canda.
Mengambilkan minuman lalu meninggalkan kamu sementara waktu.
Menyerbu kamu dengan masalahnya, sebelum kamu sempat duduk.

Ketika pergi ke pesta kamu selalu mencari-cari:
Percakapan yang menggairahkan.
Persahabatan baru.
Seorang pengganti pasangan kamu.

Kamu memergoki pasangan terlibat hubungan yang dekat dengan orang yang sangat menarik. Yang kamu perhatikan adalah:
Ketidakmampuan kamu yang sangat jelas untuk memuaskannya.
Kamu sudah tidak muda lagi.
Kehilangan sumber keuangan kamu.

Bagaimana kamu menjelaskan hubungan dengan pasangan kamu?
Pasangan kekasih yang sangat sempurna.
Penuh gairah, tapi ada naik turunnya.
Lebih baik daripada kesepian.

Program Pelatihan Indonesia Women IT Awareness (IWITA) Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)


berikut adalah program-program pelatihan yang akan berlangsung di IWITA bulan Mei 2009, yaitu

1. Open Source
2. E-Commerce
3. Internet Basic

Satu kelas terdiri dari 12 peserta. Biaya Pelatihan Rp.100.000,-/program
Member bebas memilih program yang ingin diikuti atau dipelajari. Bersertifikasi Asia Pacific.

Masing-masing program dilakukan pada hari yang berbeda, mengikuti jumlah peminat.

Hari pelatihan bisa dilakukan di hari kerja atau hari libur (Sabtu).

Boleh diikuti oleh member atau non member IWITA, baik perempuan atau laki-laki.

bagi para member yang berminat dapat mendaftar terlebih dahulu, untuk Kami susun jadwal pelaksanaannya.
Silakan kirim biodata anda, terdiri dari :

Nama:
Alamat email:
Program Yang Diminati:
Pilihan Hari Pelatihan (hari kerja/libur):
No Telp. Yang Dapat Dihubungi:

ke:
sitimeiyanaarafah@yahoo.co
m.sg

atau inbox facebook message dengan me-reply message ini setelah member mengisi biodata yang diminta.

Kami segera menghubungi member kembali setelah membuat kelompok masing2 program pelatihan yang akan berlangsung.

Jika ada pertanyaan dapat menghubungi :
081219303199 atau email ke sitimeiyanaarafah@yahoo.com.sg atau inbox facebook siti meiyana arafah.

salam,
IWITA
Awareness- Learning - Implementation - Socialize

Open Source (Sumber Terbuka) Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

Tentunya diantara kita semua, masih banyak yang belum memahami apa yang dimaksud Open Source (Sumber Terbuka), saya coba mengutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, yaitu :

Sumber terbuka (Inggris: open source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu orang/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.

Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.

http://id.wikipedia.org/wiki/Open_source


Jadi intinya perempuan dapat bebas memakai perangkat lunak berbasis open source sehingga tidak melanggar hukum (kadang kadang orang menggunakan software bajakan karena tidak paham atau tidak taat).
Menggunakan open source bisa lebih hemat karena lisensinya tidak berbayar. Pelatihan dan jasa jasa lain tetap berbayar.

Perempuan juga bisa mengembangkan software dengan lebih leluasa baik untuk dirinya sendiri maupun usahanya.


semoga penjelasan ini bermanfaat untuk members Indonesia Women IT Awareness.

salam,
IWITA
Awareness-Learning-Impleme
ntation-Socialize

re-reminder 'PAMERAN EKONOMI KREATIF INDONESIA' Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)


IWITA menerima undangan dari IWAPI DKI Jakarta dan Koperasi DE MONO untuk menghadiri acara 'PAMERAN EKONOMI KREATIF INDONESIA'

Hari/Tanggal : Jum'at - Minggu, 8 - 10 Mei 2009
Tempat : Thamrin City (d/h JaCC = Jakarta City Centre), Jl. Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat

Acara:

Jum'at, 8 Mei 2009, Jam 10.00 - 17.00
Seminar 'Sikap Wanita Mengurangi Dampak Pemanasan 'Global'
Seminar 'Bunda Manager Keluarga'

Sabtu, 9 Mei 2009, Jam 10.00 - 19.00
Belajar Melukis
Belajar Membatik dan Menyulam
Festival Musik Kreatif

Minggu, 10 Mei 2009, Jam 10.00 - 17.00
Peluncuran Buku "Do it, do it, do it (Duit, duit, duit)
Nail Creative
Fashion Show "Mom and Me"
Lomba "Jajan Kreatif"

Undangan yang IWITA terima sangat terbatas. Selain Pengurus, IWITA juga ingin berbagi kepada Members untuk dapat hadir di acara tersebut. Untuk itu silakan bagi members yang berminat hadir silakan mendaftar dengan mengirimkan data2 berupa

Nama:
Email:
Pekerjaan (Ibu Rumah Tangga/Bekerja/Wirausaha):
Mobile:

ke inbox siti meiyana arafah

dan IWITA akan mengirimkan message di inbox atau sms ke mobile anda.

Ditunggu ya responnya paling lambat malam ini, karena seluruh nama peserta hhadir harus mendaftar/konfirmasi ke IWAPI DKI Jakarta.

salam,
IWITA
Awareness - Learning - Implementation - Socialize

Bangun Citra dengan Galang Indonesia Untuk anggota GALANG INDONESIA


JAKARTA - Terpuruknya prestasi olahraga tanah air membuat beberapa pihak tergerak berupaya mengangkatnya. Salah satunya adalah Galang Indonesia yang diluncurkan di Jakarta 7-Maret 2009

Galang Indonesia merupakan gerakan yang dilakukan Yayasan Garuda Gemilang Indonesia. Fokus mereka adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencitraan serta pemasaran olahraga nasional. Tujuannya, masyarakat dan dunia usaha akan dengan senang hati mendukung berbagai kegiatan olahraga tanah air.

Di tataran individu, memang banyak orang tua yang enggan mengarahkan anaknya menjadi olahragawan dengan alasan masa depan yang kurang jelas. Sementara itu, sangat jarang perusahaan swasta yang mau mensponsori pembinaan olahraga. Akibatnya, masalah dana menjadi persoalan klasik dalam pembinaan olahraga tanah air sejalan dengan minimnya anggaran dari pemerintah.

Pembentukan Yayasan Garuda Gemilang Indonesia diprakarsai Achmad Sutjipto yang juga menjabat ketua umum Program Atlet Andalan (PAL). Sedangkan idenya datang dari Ary Arsanto Sudarsono. Ke depan, Galang Indonesia menjadi mitra PAL.

''Kami sebagai mitra dari PAL memang memiliki program yang mulia. Untuk mengembalikan citra Indonesia di mata dunia,'' kata Ary kemarin (7/3). (nel/jpnn/ang)

Profil seorang 'Iftida Yasar' Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

Salah satu pembicara pada seminar 'Perempuan dan TI serta sisi-sisi lainnya' pada tanggal 30 Mei 2009 adalah:

IFTIDA YASAR

Ibu Iftida Yasar adalah sosok perempuan multi peran, pelaku usaha, aktivis sosial kemanusian, anggota, pengurus dan advisor berbagai organisasi, sekaligus seorang istri dan ibu bagi 2 anak. Ibu Iftida Yasar juga salah satu pemrakarsa berdirinya Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI). Aktif di organisasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

Karir sebelumnya cukup beragam.Selain menjadi pengajar di fakultas hukum beberapa perguruan tinggi, beliau juga pernah memegang jabatan Manager Staffs & Government Relations Citibank, Manager Training & Industrial Relations ABN Amro Bank serta jabatan2 lain yang terkait dengan pengembangan Sumber Daya Manusia.

Kesibukan lainnya adalah sebagai narasumber diberbagai pelatihan, seminar dan workshop dengan tema berkisar Hubungan Industrial, Outsourcing, Enterpreneurship dan Kepemimpinan.

Beliau juga founder dari majalah yang secara khusus membahas mengenai SDM yaitu Human Capital dan majalah People & Business, majalah remaja 'Flash' sebagai sarana bagi para mahasiswa dan kawula muda untuk memasuki dunia kerja.

Iftida Yasar, pemerhati wanita dengan segala kelebihannya ingin berbagi pengalaman pada acara seminar 'Perempuan dan TI serta sisi-sisi lainnya' pada tanggal 30 Mei 2009.

Ingin tahu lebih lanjut dan bertanya kepada beliau...datang di event seminar IWITA...jangan lupa ya.

salam,

IWITA
Awareness-Learning-Impleme
ntation-Socialization




Profil Pengajar Pelatihan Tahap I Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)


Dear Members,

IWITA akan memperkenalkan satu dari beberapa Pengajar yang akan memberikan Pelatihan pada tahap I, dengan materi E-Commerce.

Bapak TEDDY SUKARDI

Bapak Teddy Sukardi adalah seorang pengajardan pembicara aktif untuk berbagai topik IT seperti E-Commerce, E-Government, Data Networking, Call Center/CRM, Cybercrime, IPR dan Industri Software.

Dengan latar belakang pendidikan software engineering, Bapak Teddy Sukardi memulai karirnya di bidang IT pada tahun 1980 sebagai systems analist aplikasi komputer. Pekerjaan tersebut meliputi merancang, membangun dan membantu implementasi berbagai aplikasi komputer dalam bidang keuangan, retail, hotel, rumah sakit, dan perbankan. Selama lebih dari 20 tahun ini Teddy Sukardi telah memegang berbagai posisi profesional maupun manajerial di perusahaan-perusahaan IT ternama seperti Metrodata, NCR, AT&T, Lucent Technologies dan Avaya.


Saat ini Bapak Teddy Sukardi menjabat sebagai Ketua Umum FTII (Federasi Teknologi Informasi Indonesia) yang beranggotakan berbagai asosiasi dalam industri IT seperti antara lain APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia), APJII (Asosiasi Perusahaan Jasa Internet Indonesia), ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia) dan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer). Disamping itu beliau mendapat kepercayaan memimpin PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) satu lembaga nirlaba yang didirikan komunitas TIK Indonesia.

Sehari-hari Bapak Teddy Sukardi bekerja sebagai Presiden Direktur di PT Extol Indonesia yang bergerak dalam bidang konsultasi dan jasa professional IT.

Demikian profil singkat Pengajar Pelatihan Tahap I, yaitu Bapak Teddy Sukardi. Seorang Pengajar yang sangat 'low profil' dan membumi.

salam,

IWITA
Awareness-Learning-Implementation-Socialization




DAFTAR PESERTA PELATIHAN TAHAP I Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

Dear Members...

Pelatihan Tahap I akan dimulai, berikut daftar nama peserta yang memilih pelatihan di hari libur:

1. Chandra Eka Handayani
2. Sicilya I. Arief
3. Harry Eko Setiandy
4. Vegi Nursanti
5. Susy Siswanti
6. Vega Mone
7. Anton Suhartono Rajab
8. Dyan Nasution
9. Hesti Handayani -1
10. Hesti Handayani - 2
11. Ansor Ibrahim Usman
12. Winta Sari

Materi Pelatihan: E-Commerce
Hari & Tanggal: Sabtu, 16 Mei 2009
Jam: 09.00 s.d 12.30
Tempat: E-Learning Centre UKM, Ruangan Training Lantai 5.
Gedung SMEsCO Indonesia
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 94, Jakarta Selatan
Pengajar: Bapak Teddy Sukardi

Kepada para peserta yang tertera namanya untuk Pelatihan Tahap I, diharapkan untuk melakukan pembayaran melalui transfer atau setor ke rekening BCA atas nama MARTHA SIMANJUNTAK, BCA KCP MAYESTIK,
A/C 2281304170. Nilai Investasi sebesar Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah).

Mohon mengirimkan konfirmasi pembayaran melalui inbox facebook di SITI MEIYANA ARAFAH atau email ke sitimeiyanaarafah@yahoo.co
m.sg
serta dilampiri "Nama Lengkap Peserta" untuk sertifikat.

Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya IWITA mengucapkan terima kasih.

salam,

IWITA
Awareness-Learning-Implementation-Socialize


DAFTAR PESERTA PAMERAN EKONOMI KREATIF INDONESIA Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)


Dear Member,
berikut adalah daftar nama member yang terpilih untuk hadir di acara Pameran Ekonomi Kreatif Indonesia.

Jumat, 8 Mei 2009
1. Atha Martha
2. Siti Meiyana Arafah
3. Ocha
4. Haryati
5. Yurike Achmad
6. Zunairah Pangaribuan
7. Nurul Savitri
8. Dwinta Sari Rua
9. Eka Alam Sari

Berkumpul di Menara Arthaloka (Gedung Bank Muamalat, Lt. 11,
PANDI office, Jl. Jend. Sudirman) jam 08.30 on time. Karena harus mengikuti acara pembukaan. Dress Code Atasan/Dress Batik, Bawahan Bebas. Rapi dan Sopan.

Sabtu, 9 Mei 2009
1. Atha Martha
2. Siti Meiyana Arafah
3. Dwyzille Zappa
4. Ayu Magdina
5. Nelly Oswini
6.Vegi Nursanti
7. Deby Nasution
8.Lily Marida Putri
9. Ivone Whie
Kumpul di Thamrin City (d/h JaCC=Jakarta City Centre) jam 09.30,
akan dikonfirmasi Jumat sore lokasi untuk kumpul.

Minggu, 10 Mei 2009
1. Haryati
2. Siti Meiyana Arafah (Tentative)
3. Julianty Kasenda
4.
5.
6.
7.
8.
9.
masih ada space...
acara hari minggu adalah 'Peluncuran Buku 'Do It, do it, do it , Nail Creative, Fashion Show 'Mom and Me', Lomba jajan Kreatif.
Undangan IWITA bagikan pada hari 'H' member menghadiri acara.

Selamat untuk Anda yang terpilih, mohon maaf tempat yang diberikan kepada IWITA terbatas untuk hari Jumat dan Sabtu, sehingga tidak semua member dapat hadir pada hari2 tersebut.

Info lebih detail silakan menghubungi 081219303199.

salam,
IWITA

Para anggota Galang Indonesia yth,


SALAM OLAHRAGA, MERDEKA !

GALANG INDONESIA mendapat kesempatan untuk turut berpartisipasi didalam acara Donor Darah yg diselenggarakan oleh FB WOMEN COMMUNITY ( FBWC) .

Acara tersebut merupakan bentuk dalam menggalang kepedulian sosial terhadap sesama, dimana manfaat daripada donor darahpun sangat baik untuk menjaga kesehatan.
Setetes darah yang diberikan dapat menolong nyawa seseorang.

Adapun Acara Donor Darah tersebut akan diselenggarakan pada :

Tanggal : 23 mei 2009 ( SABTU )
Jam : 09.00 s/d selesai
bertempat di : SENAYAN GOLF DRIVING RANGE Jakarta.
Jln. Pintu Lima kompleks, Gelora Bung Karno, Senayan

Selain donor darah, akan ada juga acara BAZAAR, LOMBA MEWARNAI dan LOMBA MENGGAMBAR (untuk anak-anak).

Untuk BAZAAR, panitia menyediakan tempat bagi anda yang ingin mempromosikan barang-barang anda. Mohon maaf agar barang yang dijual atau dipromosikan bukan dalam bentuk makanan, KECUALI coklat ataupun makanan yang tidak bisa dimakan pada saat acara berlansung. Untuk biaya sewa meja bisa ditransfer langsung ke rekening FBWC bank BCA an. Tantri Sulastri ac.2291597949 sebesar Rp.250.000/meja.

Sementara untuk lomba mewarnai dan lomba menggambar, peserta tidak dipungut biaya (gratis).

Demikianlah, besar harapan dari kami agar rekan-rekan sekalian dapat ikut berpartisipasi di acara ini.

Untuk informasi lebih lanjut, rekan-rekan bisa menghubungi panitia di : 08128333950 (janet), 0818177071 (tantri), 081322680000 (dhidi), 02123740142 dan 08161359704 (Dewi Hastarika Mone)

" welcome to the blood donation people "


GALANG INDONESIA

KEGIATAN DONOR DARAH ( 23/05/09, 09.00, Senayan Golf Range)- "new" Untuk anggota GALANG INDONESIA

SALAM OLAHRAGA, MERDEKA !

Para anggota Galang Indonesia yth,

GALANG INDONESIA mendapat kesempatan untuk turut berpartisipasi didalam acara Donor Darah yg diselenggarakan oleh FB WOMEN COMMUNITY ( FBWC) .

Acara tersebut merupakan bentuk dalam menggalang kepedulian sosial terhadap sesama, dimana manfaat daripada donor darahpun sangat baik untuk menjaga kesehatan.
Setetes darah yang diberikan dapat menolong nyawa seseorang.

Adapun Acara Donor Darah tersebut akan diselenggarakan pada :

Tanggal : 23 mei 2009 ( SABTU )
Jam : 09.00 s/d selesai
bertempat di : SENAYAN GOLF DRIVING RANGE Jakarta.
Jln. Pintu Lima kompleks, Gelora Bung Karno, Senayan

Selain donor darah, akan ada juga acara BAZAAR, LOMBA MEWARNAI dan LOMBA MENGGAMBAR (untuk anak-anak).

Untuk BAZAAR, panitia menyediakan tempat bagi anda yang ingin mempromosikan barang-barang anda. Mohon maaf agar barang yang dijual atau dipromosikan bukan dalam bentuk makanan, KECUALI coklat ataupun makanan yang tidak bisa dimakan pada saat acara berlansung. Untuk biaya sewa meja bisa ditransfer langsung ke rekening FBWC bank BCA an. Tantri Sulastri ac.2291597949 sebesar Rp.250.000/meja.

Sementara untuk lomba mewarnai dan lomba menggambar, peserta tidak dipungut biaya (gratis).

Demikianlah, besar harapan dari kami agar rekan-rekan sekalian dapat ikut berpartisipasi di acara ini.

Untuk informasi lebih lanjut, rekan-rekan bisa menghubungi panitia di :

0818177071 (janet),
081399101067 (tantri),
081322680000 (dhidi),
02123740142 dan 08161359704 (Dewi Hastarika Mone)


" welcome to the blood donation people "


GALANG INDONESIA

Profil Ibu Tin Tin Hadijanto, Country Representative Head, EC-Council Jakarta. Pembicara Seminar 'Pe Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA

Profil Ibu Tin Tin Hadijanto, Country Representative Head, EC-Council Jakarta.
Pembicara Seminar 'Perempuan dan Teknologi Informasi serta Sisi-Sisi Lainnya', Sabtu, 30 Mei 2009

She Has been 12 years working in various IT field and education business, earlier has work for 7 years as IT new strategy and development. Responsible for the IT department and also heading the Finance Accounting Head
department report to the director at PT. INDORAMA SYNTEHTIC, textile division in Bandung.

Since 2006 has moved to Jakarta work at Stock Exchange Jakarta almost 2 years working as Senior Business Manager. Go back to the education line, working as Center Manager of Informatics Master Franchise Jakarta,
handling training center and business development for IT Certification.
Since 2007 appointed as Country Representative Head of EC‐Council Indonesia at PT. Datamation Purwana Utama as Sole Distributor. Handling all the business development and channel support for Indonesia market
specialty in IT Security and e‐Business Certification.

Actively become a speaker in some seminar such as:
‐ Your career in IT security – Swiss German University on May 10th, 2008
‐ Cyber Threat and Global impact on business – INIXINDO Community on May 27th, 2008
‐ Your security is my security ‐ BINUS University on June 27th, 2008
‐ Global picture IT Security Certification – Informatics Customer Gathering on Aug 9th, 2008
‐ How Ethical Hacking protect your information – MIDPLASA on Aug 14th, 2008
‐ Main Value of Professional Certification – YAI and INIXINDO on October 28th, 2008
‐ Build your career in IT security with EC‐Council – BINUS International School on Jan 8th, 2009
‐ Disaster Recovery and Business Continuity Plan – INIXINDO Community February 18th, 2009
‐ What Hackers don’t want you to know – Maranatha University on March 17th, 2009
‐ Grab your IT security career – Dutawacana Christian University Jogja on March 21st, 2009
About EC‐Council

The International Council of Electronic Commerce Consultants (EC‐Council) is a professional organization established in USA, with headquarters in Albuquerque, New York hosting members and affiliates worldwide.
EC‐Council is a member based organization that certifies individuals in various security and e‐business skills. It is the owner and developer the world famous Certified Ethical Hacker course, Computer Hacking Forensic
Investigator program and License Penetration Tester programs in over 60 countries around the globe.
EC‐Council has trained and certified over 20,000 individuals with some 8000 of them earning the Certified Ethical Hacker certification. Professionals who certified come from various industries such as Microsoft, IBM, HP, FBI, CIA,
Department of defense, etc.

EC‐Council | Indonesia has develop to the various market including academic and government institution. Now have 11 partners in professional training center and 2 Partner University such as Maranatha Christian University,
Pelita Harapan University, etc. We also engage with some institution and association like APTIKOM to provide content of e‐bursa, ID‐SIRTII to create awareness and creation the standard security certification, and many of
institution.

Terima Kasih Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

dear members IWITA

Pelatihan eCommerce Fundamentals Workshop tanggal 16 Mei 2009 yang diadakan IWITA bekerjasama dengan FTII sudah berlangsung dengan baik, walau tidak terlepas dari ketidaksempurnaan dan kami terus berusaha untuk menuju sempurna.

IWITA mengucapkan terima kasih kepada :

Bapak Teddy Sukardi sebagai Trainer.

Peserta Training:
1. Yuni Widiastiwi
2. Tri Rahayu
3. Hesti Handayani
4. Natalia Dwi Lestari
5. Harry Eko S. (Andy)
6. Rini
7. Dwinta Sari Rua
8. Vegi Nursanti
9. Dewi Praptiwi
10. Ade Budiman
11. Ansor I. Usman
12. Atha Martha
13. Siti Meiyana Arafah

Pelatihan selanjutnya adalah internet basic, e-commerce dan open office.
Bagi para member yang berminat silakan mendaftar ke inbox facebook siti meiyana arafah atau 081219303199

salam,

IWITA
Awareness-Learning-Implementation-Socialization




Undangan Seminar Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

dear members

IWITA (Indonesia Women IT Awareness) bekerjasama dengan FTII (Federasi Teknologi Informasi Indonesia) dalam rangka pemberdayaan Teknologi Informasi bagi Perempuan Indonesia akan mengadakan Seminar “Perempuan dan Teknologi Informasi serta Sisi-Sisi Lainnya” yang dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal: Sabtu/30 Mei 2009
Waktu: 09 WIB - 13.00 WIB
Tempat: Ruang Serbaguna Nareswara Lantai 4
Gedung SPC / SMEsCo Indonesia
Jl. Gatot Subroto Kav. 94 (Dekat MBAU)
Jakarta 12780
Fee: Rp. 50.000

Pembicara :
1. Topik ’Perempuan dan Teknologi Informasi’
Tin Tin Hadijanto
Country Representative Head EC-Council
2. Topik ‘Perempuan Bekerja dan Rumah Tangga’
Iftida Yasar
Direktur Utama PT. Pelita Fikir Indonesia dan Pemerhati Wanita
3. Topik ‘Perempuan dan Wirausaha’
Ir. Nita Yudi, MBA
Ketua IWAPI DKI Jakarta
4. Topik ‘Ketrampilan Menulis bagi Perempuan’
Ibu Junaiyah H.M
Praktisi Bahasa

Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer atau
setor tunai ke rekening
Atas nama : IWITA
Bank : BCA Grand Indonesia
No. Rek. : 2060033997

Bukti pembayaran dapat di email ke sitimeiyanaarafah@yahoo.com.sg atau inbox facebook Siti Meiyana Arafah.

Form Registrasi

Nama :
Alamat :
Email address :
Nomor Telp :
Profesi :

Form registrasi wajib dikirim melalui email/inbox facebook, karena tempat terbatas, paling lambat kami terima tanggal 25 Mei 2009
Jika ada hal lain yang ingin ditanyakan bisa menghubungi 6221 36697792 / 6281219303199

terima kasih,

salam,
IWITA

Awareness-Learning-Implementation-Socialization



Siti Meiyana Arafah, Donor Darah Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA)

dear members

meneruskan informasi yang disampaikan oleh Ibu Julianti Kasenda, ada acara sosial yang perlu IWITA dukung untuk disampaikan kepada member IWITA, yaitu:

Donor Darah yg diselenggarakan oleh FB WOMEN COMMUNITY ( FBWC) .

Acara tersebut merupakan bentuk dalam menggalang kepedulian sosial terhadap sesama, dimana manfaat daripada donor darahpun sangat baik untuk menjaga kesehatan.
Setetes darah yang diberikan dapat menolong nyawa seseorang.

Adapun Acara Donor Darah tersebut akan diselenggarakan pada :

Tanggal : 23 mei 2009 ( SABTU )
Jam : 09.00 s/d selesai
bertempat di : SENAYAN GOLF DRIVING RANGE Jakarta.
Jln. Pintu Lima kompleks, Gelora Bung Karno, Senayan

Selain donor darah, akan ada juga acara LOMBA MEWARNAI dan LOMBA MENGGAMBAR (untuk anak-anak).

Ayo member IWITA, bantu saudara-saudara kita dengan mendonorkan darah pada acara yang diselenggarakan FB Women Community.

salam,

IWITA
Awareness-Learning-Implementation-Socizlization

Profil Ibu Junaiyah, salah satu Pembicara, Seminar 'Perempuan dan Teknologi Informasi serta Sisi-Sis Untuk anggota Indonesia Women IT Awareness (IWITA

Profil Ibu Junaiyah - Pembicara Topik: Ketrampilan Menulis bagi Perempuan
Seminar 'Perempuan dan Teknologi Informasi serta Sisi-Sisi Lainnya, Sabtu 30 Mei 2009

Ibu Junaiyah H. M. adalah salah satu perempuan luar biasa yang lahir di Negeri Tuho, Sukadana, Lampung Timur dengan latar belakang pendidikan terakhir adalah S-2 Linguistik, UI (Depok, 1993)

Pendidikan Tambahan:
1. Penataran penyuluhan (1978)
2. Penataran Ejaan (Pusat Bahasa (1979)
3. Penataran penyuntingan (Pusat Bahasa, 1980)
4. Penataran bahasa Inggris (Diknas dan PPPG Bahasa, 1985/1987)

Pekerjaan:
1. Pegawai Pusat Bahasa, Depdiknas (1977--2004).
2. Pengajar bahasa Indonesia pada Akademi Perniagaan Indonesia (1978--1988), Akademi Ilmu Statistik (1985--1987), Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, Depok (1986--2003). Program D-3 IPB kelas Jakarta (2005--2007).
3. Pengajar Morfologi Bahasa Lampung pada Fakultas Keguruan, Unila (2000--2003).
4. Pengajar pada Jurusan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Pakuan Bogor (1982--sekarang).
5. Penyuluh bahasa Indonesia untuk guru dan karyawan pemerintah dan
swasta di Pusat dan daerah (ditugasi Pusat Bahasa dan PPPG Bahasa).
6. Penyunting naskah tesis dan disertasi mahasiswa S-2 dan S-3 UI dan UNJ
dan dari luar kedua perguruan tinggi itu
7. Penyunting naskah Mahkamah Konstitusi, Jakarta (2008) dan penyunting
pada penerbit swasta di Semarang (2002—2003).
8. Pengasuh acara ”Aku Cinta Bahasa Indonesia” (RRI Stasiun Nasional Jakarta, 1990--1997).
9. Anggota tim penilai bahasa buku-buku Depdiknas (1981—1990),
10. Pemandu bahasa dalam pembahasan rancangan undang-undang di DPR RI dan rancangan peraturan pemerintah(1986--sekarang)
, serta sidang-sidang di MPR RI (1998--2002).

Tulisan:
1. Bahasa Indonesia Serba Sekilas tentang Sejarah, Fungsi, dan Kedudukannya (Indra Press Jakarta, 1984).
2. Kamus Lampung-Indonesia (Pusat Bahasa 1985; Balai Pustaka 2002).
3. Masalah Bahasa yang Patut Anda Ketahui (Pusat Bahasa, 1990).
4. Bahan siaran bahasa Indonesia untuk RRI dan TVRI.
5. Naskah untuk Lembar Komunikasi (1986--2004), majalah Komunika (Universitas Terbuka, 1988--1990), Ekspresi (PPPG Bahasa, 2005, 2007), Paedogogia (Universitas Pakuan, Bogor, 2008)
6. Pedoman Penyuluhan Bahasa Indonesia (dgn Z. Arifin, Pusat Bahasa, 2000)
7. Morfologi: Fungsi, Bentuk, dan Makna (dgn Z. Arifin, Grasindo, 2007)
8. Sintaksis (dgn Z. Arifin, Grasindo, 2008).
9. Kamus Sinonim (Grasindo, 2009).
10. Tulisannya pernah dimuat di Kompas (1979), Suara Karya, dan Pelita
11. Pemakalah bahasa Indonesia (MLI, 1983) dan HPBI, 1999, 2005, 2007), Pemakalah dalam Pertemuan Epigraf (Malang, 1995), dan Pemakalah bahasa Lampung (Tanjung Karang, 2006, 2007, 2008).

Mari kita tingkatkan kualitas sebagai perempuan yang selain sadar teknologi juga memiliki ketrampilan menulis, menuangkan ide dan berbagi ilmu.

Datang dan hadiri seminar 'Perempuan dan Teknologi Informasi serta Sisi-Sisi Lainnya.

Hari/Tanggal : Sabtu/30 Mei 2009
Waktu : 9 WIB- 12.30 WIB
Tempat : Gedung SPC / SMEsCo
Ruang Serbaguna Nareswara Lantai 4
Jl. Gatot Subroto Kav. 94
Jakarta 12780

Seni Mencumbu Pasangan

TERCIPTANYA sebuah pertempuran hebat di ranjang tak lepas dari imajinasi dan daya kreatif tinggi dari masing-masing pasangan. Tanpa semua itu, permainan duo sejoli hanyalah sebuah selingan yang tak memberi efek luar biasa.
Sedikit sikap kreatif saat merajut cinta mampu menyulut gairah si dia menuju dimensi dunia yang berbeda. Bahkan, seni cumbuan melalui beragam kuliner istimewa pun mampu menaklukkan pasangan dalam pelukan Anda.
Jika Anda ingin membuat pasangan terkesan, tak ada salahnya mengolah makanan yang Anda miliki. Menurut Loving You, seni mencumbu pasangan bisa Anda lancarkan dengan beragam menu kuliner.
Tinggalkan cara konvensional dalam aksi bercinta kali ini. Anda bisa memanfaatkan saus pudding dalam aksi body painting. Caranya, lumerkan saus pudding pada tubuh Anda dengan bantuan jemari tangan si dia. Setelah itu, Anda bisa melakukan aksi tersebut secara bergantian. Nah, permainan seru itu bisa dimulai dengan memainkan lidah Anda ke setiap titik rangsangannya sembari membersihkan pudding.
Jika pudding kurang menarik buat Anda, kenapa tidak memanfaatkan cokelat atau madu?(int)


Belajar Mengenal Makna Kissing...


CIUMAN bisa jadi hanya makanan ringan dalam ‘menu’ bercinta. Namun, kehadirannya memberi dampak besar bagi kenikmatan dan kepuasan meraih orgasme.
Secara psikologis, berciuman dengan orang yang dicintai mampu membangkitkan rasa cinta. Berkaitan dengan seks, banyak orang bilang, seks bermula dari bibir. Di saat tak bergairah pun, sentuhan di wilayah ini memicu birahi dan melecut syaraf untuk meminta tindakan lebih “jauh”.
Jangan sepelekan makna ciuman. Saat dilakukan penuh gairah, ciuman tak pelak membawa Anda dan pasangan melewati pergumulan penuh kepuasan. Sebaliknya, ciuman ala kadarnya bisa menurunkan minat bercinta.
Ingin membuat ciuman Anda lebih panas atau sekadar tahu beberapa fakta seputar ciuman? Simak alasan-alasan berikut ini:

Saraf di Bibir
Ada banyak urat saraf di bibir (100 kali lebih banyak dibandingkan ujung jari) hingga mampu merangsang hasrat seks. Itu mengapa berciuman sebelum, selama, dan setelah bercinta bisa sangat merangsang dan memuaskan birahi Anda berdua.

Penuh Gairah
Sebanyak 40 persen pria mengatakan, ciuman yang sangat lama dan penuh gairah akan cepat mempersiapkannya untuk ajang pergumulan. Sementara 30 persen pria mengatakan, gairah tersebut akan memuncak jika Anda juga meraba-raba selangkangannya.

Cium Selamat Tinggal
Perhatikan sikap pasangan yang sering kali hanya memberi Anda ciuman singkat di pipi sambil mengatakan “selamat tinggal”. Ini bisa jadi sinyal bahwa dia menjaga jarak dan tidak mudah baginya untuk mengekspresikan cinta. Jika tak segera mengalami kemajuan, ini bisa jadi tanda bahwa dia sedang merasa gamang dengan hubungan Anda berdua.

Cium ke Dalam Telinga
Cara terbaik untuk mencium telinga pria adalah mencium daun telinga sebentar saja kemudian lanjutkan ciuman Anda ke dalam telinganya menggunakan ujung lidah. Untuk membuatnya makin bergairah, bisikkan kata-kata nakal dan erotis.

Alirkan Libido
Pria mencium dengan mulut terbuka agak lebar dengan maksud mengalirkan dorongan libidonya kepada pasangan. Jadi, saat dia mulai sedikit agresif, hal tersebut bukan semata tentang gairahnya, tapi juga gairah Anda. Dia ingin Anda juga ikut merasakan aliran itu dan jadi bergairah.
Ciuman penuh gairah menaikkan tekanan darah hingga menyebabkan jantung berpacu lebih cepat, membuat Anda semakin bergairah, dan akhirnya mudah mencapai orgasme.(int/amu)

Tiga Pemabuk



ADA dua orang lagi mabuk, namanya Rio dan Andi. Kata Rio, “Itu yang diatas bulan..”
Lalu si Andi menjawab, “Bukan, itu mah matahari.”
Dua orang itu bertengkar terus sambil jalan, ditengah perjalanan lewatlah seorang pemuda.
Ria menyergahnya, “Pak numpang tanya? Yang di atas itu bulan apa matahari?” tanyanya. Lalu orang itu menjawab, “Entahlah, aku baru pula disini,” kilah si pemuda.
Rupanya orang itu lagi teler juga, jadilah berkumpul tiga pemabuk.(kau)

Karena Rabun

SEORANG ibu yang sudah lanjut usia, membuat penglihatannya telah kabur. Tapi, biar pun begitu, pendengarannya masih jelas, dia menyuruh anaknya memanjat pohon Nangka.
Ibunya berkata, “Putra, ambil buah Nangka. Turunkan saja semuanya, biar nanti ibu suruh kakakmu buat sayur,” ungkapnya.
Dan si Putra menjawab, “Iya Bu, tapi nanti ibu hitung yah, berapa jatuhnya?” katanya. “Ya, Nak..” timpal si ibu. Putra lalu memanjat pohon. Trak.. tung...
“Satu, dua,” hitung si ibu. Nah, pas yang ketiga, semakin kuat bunyinya. “Tiga..!” pekik si ibu dengan suara lantang. Namun, dengan intonasi suara sedih sedih dan lirih, anaknya berucap, “Ibu, yang ketiga itu suara aku terjatuh. Kok ibu hitung juga?” rintihnya.(kau)

Sisim, Sihelem, dan Sigara-Gara

AKU suka dengan cerita-cerita lucu yang ada di POSMETRO, boleh nitip cerita lewat SMS, pak? Nama saya Darisman, panggil saja Daris. Saya beralamat di Sekupang.
Begini ceritanya, ada tiga orang pemuda bersahabat, namanya Sisim, Sihelem, dan Sigara-Gara. Pada Sabtu malam mereka jalan-jalan naik sepeda motor, berboncengan tarik tiga. Nah, karena motor lajunya kencang, pas tiba di tikungan tanpa disadari Sigara-Gara yang duduk paling belakang terjatuh.
Sampai di perempatan, barulah dua orang pemuda itu sadar, kalau kawannya hilang satu orang. Akhirnya mereka memutuskan berkeliling mencari kawannya yang hilang.
Namun, lantaran perilaku dua pemuda itu mencurigakan, mereka pun distop oleh Pak Polisi.
Polisi bilang, “Stop! Mana SIM?” cegatnya. Lalu Sisim menjawab, “Saya, pak..,” celetuknya sambil mengacungkan tangan.
“Lalu helm kalian mana?” tanya polisi lagi. Sihelem maju mendekat, “Saya, pak..” serunya. “Apa kamu, bentak polisi dengan suara keras-keras. Kalian mau cari gara-gara yah?!” marah si polisi.
Tapi direspon oleh Sisim dan Sihelem, “Iya pak, itulah yang kami cari,” tukasnya. Nah, sangkin emosinya si polisi, dua pemuda itu langsung dibawa ke markas Polsek. Setibanya di kantor polisi, tiba-tiba datang seorang polisi lainnya membawa kabar. “Lapor pak, ada seorang pemuda kecelakaan tapi kendaraannya tidak ditemukan.
Korban bernama Sigara-Gara,” adunya. Lantas Sisim terperanjat, “Iya, itulah yang kami cari, pak..” ujarnya.
Si polisi menimpali, “Jadi kawan kalian itu yang kalian maksud?” tanyanya. “Iya, pak..” jelas Sisim. “Ya sudah, kalian boleh pulang,” tutur polisi. “Terima kasih, pak..” ujar Sisim dan Sihelem seraya berpamitan dan bergegas melangkahkan kaki keluar kantor polisi sambil tergopoh-gopoh membawa kawannya, Sigara-Gara.(kau)

Aku memang suka air

Siang itu, riak ombak Pantai Sekilak, Batubesar, mulai bergeliat. Ketika itu, kamu datang wajah cantikmu, tanpa make-up menempel di pipi. Polos, alami, namun tetap memikat.
“Aku suka difoto-foto sejak kecil. Entah mengapa, aku nggak terlalu suka make up,” katamu, sambil melangkah di cadasnya batu karang.
Meski usiamu masih belia, baru 14 tahun, namun ekspresimu lumayan juga. Tak kau pedulikan orang di sekitarmu, saat kamu bergaya di depan kamera. Sebuah keberanian yang patut diacungi jempol.
Saat kakimu melangkah ke air laut, jemarimu seolah tak kuasa untuk memainkan air. Dengan lembut kau dulang air, menyibaknya, sambil tersenyum lebar. Gembiramu tumpah bersama butiran air laut yang jernih.
“Aku memang suka air. Aku punya pengalaman unik. Saat masih umur 5 tahun, saat di kampung, Kuningan, Jakarta, aku pernah tenggelam di kali. Untung ditolong Oom,” ceritamu.
Namun, sejak kejadian yang nyaris merenggut nyawamu itu, kamu tidak pernah trauma. “Tapi aku juga tidak ingin tenggelam lagi,” sahutmu, pelan.
Di usiamu yang masih belia, masa depan masih terbentang panjang. “Sebenarnya cita-citaku ingin jadi penyanyi. Tapi suka nervous kalau di panggung,” ceritamu lagi.
Dalam waktu dekat, kamu memilih bergabung dengan salah satu Model Agency di Batam. Tak lain, untuk mengembangkan kepribadian sekaligus pengembangan diri. “Kelak, aku ingin menjadi seorang dokter!” ujarmu lagi, dengan tekanan, seolah kamu yakin.(allib)


Nama: Anggun Amelia,
Panggilan: Anggun,
Tempat/ Tanggal Lahir: Kuningan, 19 Agustus 1995,
Bintang: Leo
Rumah: Blok H Perumahan Centre View, Batam
Ayah: Fua Lian See,
Ibu: Endang C,
Hobi: Renang, Travelling,
Cita-cita: Jadi dokter,
Film Fav.: Action,
Warna Fav.: Putih dan ungu,
Sekolah: Kelas II SMK Kartini, Batam.


Nonton Film Kok Bawa Diktat

ADA pengalaman menarik dari kegiatan membaca Gus Dur yang diingat oleh Gus Mus. Suatu hari, Gus Dur dan Gus Mus sama-sama membaca buku di atas bus. Gus Dur kebetulan sudah selesai membaca, sedangkan Gus Mus belum.
“Gus Dur mengajak omong (bicara) saya. Tapi karena saya belum rampung membaca buku sampai titik, saya umbarno wae (biarkan saja) dia,” tuturnya sembari tertawa.
Mengenai kegemaran Gus Mus menonton film, Gus Dur juga punya cerita. Gus Dur suatu hari memakai pakaian yang necis sekali di mata Gus Mus. Gus Dur yang jarang masuk kuliah itu tumben (tak biasanya) mengajak Gus Mus untuk berangkat kuliah bersama-sama dengan naik bus yang kebetulan ramai penumpang.
“Ketika mendekati kampus, baru kami mendapatkan tempat duduk,” kenang Gus Mus.
Sesampainya di depan kampus, Gus Mus mengajak Gus Dur untuk turun. Namun Gus Dur malahan tidak mau turun dan mengajak terus naik bus. Alasannya cukup aneh ditelinga Gus Mus, sayang turun dari bus karena baru saja mendapatkan tempat duduk.
Akhirnya Gus Mus mengalah dan mengikuti Gus Dur. Ketika bus berjalan lagi hingga hampir mencapai gedung bioskop, Gus Dur malah mengajak turun. “Tak tahunya dia telah membawa dua tiket nonton film dan saya diajak. Kalau tahu begitu, mending tidak usah bawa diktat untuk kuliah. Nonton film kok bawa diktat,” kata Gus Mus.
Gus Dur, katanya, juga sering nonton satu film dua kali. “Kata Gus Dur, ada bagian di film itu yang kelewatan sehingga harus ditonton lagi,” tandasnya.***