Suatu hari datang seorang teman dan menyapa penulis, kalimat pembuka dia menanyakan
"anak berapa mbak?, sudah berapa umur anaknya?,
senang ya mba ada anak- anak dalam kehidupan, dan seterusnya.
Tiba-tiba dia menanyakan sesuatu yang membuat penulis sedikit berpikir untuk menjawabnya. “Mbak…rasanya ML gimana sih?”
“Aku belum pernah melakukan dan akan segera menikah.”
"Aku takut mba, pasti sakit rasanya." dan seluruh perasaan cemas dia sampaikan kepada penulis. Yang kebanyakan adalah mitos-mitos yang beredar di masyarakat mengenai malam pertama.
Manusiawi, jika dia memiliki rasa cemas, dan membuat pertanyaan seperti itu. Penulis ingin mencoba menjawab dari beberapa sisi. Penulis sampaikan kepada dia bahwa apa yang dia takutkan adalah sesuatu yang tidak beralasan, lebih kepada mitos yang keliru atau minimnya informasi mengenai pendidikan seks.
Penulis sampaikan bahwa melakukan ML (Making Love alias berhubungan sek) di malam pertama bukanlah sesuatu yang menakutkan, jika dia memiliki pengetahuan seks yang cukup tentunya akan membuat menjadi peristiwa atau pengalaman yang indah.
Berikut penulis merangkum beberapa pendapat dari teman-teman....
Hubungan seks pertama kali dilakukan tak selalu menimbulkan rasa sakit, asalkan kedua belah pihak bersikap relaks dan sudah mempelajari seksualitas pasangan sebelum berhubungan seks. Rasa sakit yang dialami, biasanya terjadi karena respon seksual belum terjadi secara sempurna pada. Ms ”V”, sehingga belum siap menerima penetrasi. Sehingga akan timbul rasa sakit pada perempuan. Inilah yang menimbulkan rasa trauma. Selain itu, pemaksaan seperti ini bisa membuat mulut rahim pecah.
Malam Pertama bukanlah penentu keberhasilan hubungan seks selanjutnya, jadi tidak berhasil di malam pertama, janganlah menjadi takut untuk melakukan di hari berikutnya.
Jangan berpatokan dengan film–film porno, karena film porno bukan media pembelajaran seks yang baik. Bertanyalah kepada orang tua atau teman-teman terdekat yang sudah berkeluarga dan dapat dipercaya. Kalaupun ingin menonton film porno, sebaiknya pasangan pengantin baru sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai seks. Sehingga, mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi adegan yang disuguhkan, dan kemudian bisa memilah hal-hal yang baik.
Hal lain adalah hubungan seks akan terasa nikmat apabila masing-masing pihak bisa memahami perasaan dan keinginan pasangan masing-masing.
Mengapa??? banyak pasangan karena tidak menikmati akhirnya frekuensi berhubungan intimnya makin lama makin berkurang. Apalagi, bila suaminya egois karena hanya memikirkan kenikmatannya sendiri, tidak peduli perasaan perempuan. Sedangkan istri, karena merasa sakit tiap kali penetrasi, sering mencari alasan agar tidak perlu melayani suaminya.
So...janganlah membuat malam pertama sebagai sesuatu yang menyeramkan, menjadi beban berat, biarkan segalanya mengalir mengikuti alurnya. Semoga tulisan ini dapat membantu adinda yang datang bertanya kepada penulis, tidak ada yang perlu ditakukan...
Selamat Menempuh Hidup Baru, Semoga Menjadi Keluarga yang Sakinah Mawadah Warahmah.
Doa penulis dan teman-teman semua...
penuh cinta...
Mey, 5 September 2009, 2.18am