DI sebuah Puskesmas sedang diadakan survei tentang efektivitas KB. Pada saat itu terdapat beberapa orang ibu yang sedang antri untuk pemeriksaan rutin alat kontrasepsi yang sedang mereka gunakan. Oleh petugas survei mereka diminta untuk mengacungkan jari setiap alat kontrasepsi disebut satu persatu.
Setelah semua alat KB disebutkan semua oleh petugas survei, ternyata ada satu orang ibu yang tidak mengacungkan jarinya. Karena penasaran, ditanyalah si ibu tersebut,
Petugas survei: “Dari tadi saya perhatikan, ibu tidak pernah mengacungkan jari setiap alat KB saya sebut. Apakah ibu tidak KB atau bagaimana?
Ibu X: “Saya KB mas, tapi alat KB yang saya gunakan adalah “dingklik” (sebutan untuk semacam kursi pendek dari kayu di Jawa)
Petugas Survei: “Lho kok bisa begitu...?”
Ibu X: “Iya mas, begini ceritanya. Saya punya suami dengan tubuh lebih pendek dari saya. Setiap kali berhubungan badan, posisi berdiri yang paling disukai suami saya. Karena lebih pendek, maka suami selalu menggunakan “dingklik” agar bisa sejajar dengan tubuh saya. Pada saat suami saya sudah mulai menderu nafasnya, artinya dia akan segera ejakulasi. Nah pada saat itu “dingklik” yang dia pakai langsung deh saya tendang....he3x”.
Petugas Survei: “Haaaaaaa.......sadis amat sih bu....?”***