Nonton Film Kok Bawa Diktat

ADA pengalaman menarik dari kegiatan membaca Gus Dur yang diingat oleh Gus Mus. Suatu hari, Gus Dur dan Gus Mus sama-sama membaca buku di atas bus. Gus Dur kebetulan sudah selesai membaca, sedangkan Gus Mus belum.
“Gus Dur mengajak omong (bicara) saya. Tapi karena saya belum rampung membaca buku sampai titik, saya umbarno wae (biarkan saja) dia,” tuturnya sembari tertawa.
Mengenai kegemaran Gus Mus menonton film, Gus Dur juga punya cerita. Gus Dur suatu hari memakai pakaian yang necis sekali di mata Gus Mus. Gus Dur yang jarang masuk kuliah itu tumben (tak biasanya) mengajak Gus Mus untuk berangkat kuliah bersama-sama dengan naik bus yang kebetulan ramai penumpang.
“Ketika mendekati kampus, baru kami mendapatkan tempat duduk,” kenang Gus Mus.
Sesampainya di depan kampus, Gus Mus mengajak Gus Dur untuk turun. Namun Gus Dur malahan tidak mau turun dan mengajak terus naik bus. Alasannya cukup aneh ditelinga Gus Mus, sayang turun dari bus karena baru saja mendapatkan tempat duduk.
Akhirnya Gus Mus mengalah dan mengikuti Gus Dur. Ketika bus berjalan lagi hingga hampir mencapai gedung bioskop, Gus Dur malah mengajak turun. “Tak tahunya dia telah membawa dua tiket nonton film dan saya diajak. Kalau tahu begitu, mending tidak usah bawa diktat untuk kuliah. Nonton film kok bawa diktat,” kata Gus Mus.
Gus Dur, katanya, juga sering nonton satu film dua kali. “Kata Gus Dur, ada bagian di film itu yang kelewatan sehingga harus ditonton lagi,” tandasnya.***